Pawi

Minggu, 11 November 2012

Cinta Adalah Masalah Kepercayaan

Kamu cinta aku?
Maka percayalah padaku,
Kamu percaya aku?
Maka cintailah aku sepenuh hatimu.

Cinta adalah masalah kepercayaan. Cinta adalah tentang mempercayai diri sendiri jauh sebelum mempercayai orang lain. Percaya adalah perasaan aman di dalam alam semesta. Percaya adalah merasa aman tentang diri sendiri dalam hubungannya dengan hari esok.

Hingga kita dapat mempercayai, kita tidak dapat mencinta. Hingga kita bisa percaya pada diri sendiri, percaya bahwa kita hidup harmonis dengan dunia, kita tidak dapat mencintai diri sendiri. Hingga kita mencintai diri sendiri, kita tidak akan pernah tahu mencintai orang lain.


Mempercayai itu membutuhkan keyakinan. Mempercayai berarti melepaskan kendali yang menyebabkan kita menipu diri kita sendiri untuk memikirkan apa yang kita miliki.

Mencintai sesama berarti menjadi terbuka dan rawan diserang oleh orang lain, sampai kemudian menyadari bahwa kita tidak peduli apapun yang terjadi dalam hubungan tersebut, dan kita tidak akan kehilangan diri kita sendiri. Sehingga jika hubungan itu tidak lagi ada, kita tidak ikut menghilang karenanya. Artinya, berhubungan tanpa kehilangan. Ketakutan akan kehilangan inilah yang menjauhkan kita dari kebersamaan. Dan kekurangpercayaan pada diri sendiri itulah yang menjadi pusat rasa takut yang membawa kita menjadi kurang percaya. Ingatlah bahwa hidup ini adalah milik Allah, dan akan kembali pada Allah, Sang Pencipta kita.

...(K)edamaian hanya dapat diciptakan oleh mereka yang merasa damai
dan cinta hanya dapat ditunjukkan oleh mereka yang mencinta.
Tidak ada sebentuk cinta yang terbebas dari rasa bersalah,
takut, atau kehampaan hati,
seperti juga tidak ada rencana yang benar untuk masa depan dapat tercipta
oleh mereka yang merasa tidak mampu hidup saat ini.